Konsep smart city saat ini telah banyak digunakan dibeberapa Negara berkembang sebagai salah satu dampak dari kemajuan teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi menuntut Negara lebih mampu untuk mengembangkan sebuah sistem terintegrasi yang lebih efektif dan efisien. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, konsep smart city Indonesia telah mulai diterapkan dibeberapa daerah yang tujuan utamanya tentu saja adalah guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, pemerintah secara serius melakukan upaya reformasi layanan publik.
Masih tentang pagi
Seperti pada post sebelumnya, aku sedikit ngeshare tentang kebiasaan buruk dipagi hari. Sepertinya aku memang punya masalah serius sama yang namanya bangun pagi, dan hal ini terjadi pada saat-saat genting seperti saat sekarang ini.
Jogja dan Pagi
Been long time….
Finally
Setahun lebih sudah aku tinggal di Jogja, dan hari ini selasa tepat pukul 07.03 pagi diawal bulan desember udah hampir masuk tahun kedua menyandang status sebagai mahasiswa untuk kali kedua.
Lupa Akan Lupa
Tersungkur…..
“Apa yang lebih hebat dari kehilangan waktu???
Percuma mengadu… percuma…
Kalaupun bisa, apa yang akan kau lakukan….
Lagipula, jika waktu bisa dikembalikan. Akan kau apakan hidupmu?… kau itu sudah seperti batu yang tak bisa berbuat apa-apa”.
Cerpen Absurdlah Pokoknya
Sehari Tanpa Gadget
Pertanyaannya Bisa nggak yaaaa???
Seperti kita ketahui bersama bahwa keberadaan gadget saat ini sudah beralih fungsi bukan lagi sekedar sebagai alat komunikasi, tetapi sudah sampai kepada life style alias pelengkap gaya hidup yang semakin ke depan sudah semakin kompleks baik dalam segi akses informasi yang up to date ataupun sekedar sebagai alat dalam memenuhi kebutuhan hiburan dan media sosialnya.
Masih Adakah Harapan Bagi Kaum Miskin?
Review Buku Amartya Sen
Oleh : Ardian Artha
Secara umum dalam buku ini saya melihat bagaimana Amartya Sen sebagai seorang ekonom sekaligus sebagai seorang filosof sosial dan filosof etika mencoba mengangkat paradigma ekonomi dari segi etika yang bukan melulu dipandang sebagai proses pembangunan yang berasaskan ekonomi tanpa memperdulikan aspek-aspek sosial dan melakukan kritik epistemologis terhadap ilmu ekonomi modern yang gagal menjawab tantangan kemanusiaan dengan melihat berbagai fakta seperti gagalnya ilmu ekonomi modern dalam mengatasi kemiskinan, kelaparan, kesenjangan, ketertindasan, sehingga Sen mengarahkan perhatiannya pada bagian masyarakat yang paling dimiskinkan. Hal itu dinyatakan dengan mengombinasikan ilmu ekonomi dan filsafat yang sangat bertentangan dengan karya Robert C. Merton tentang penilaian investasi devariatif yang sangat mengandung resiko, seperti opsi saham. (more…)